resume 28-05-2024

 pada hikmah berikut ini.

سوابق الهمم لا تخرق أسوار الأقدار

Artinya, “Kemauan keras tak bisa menerobos pagar takdir.”


Rasulullah SAW bersabda : 

لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَخِفْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ ؛ الْعُجْبُ 

“Kalau kalian tidak berdosa, sungguh aku mengkhawatirkan hal yang lebih berbahaya dari dosa yaitu ‘ujub.”

رُبَّ مَعْصِيَةٍ أَوْرَثَتْ ذُلاًّ وَانْكِسَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا  

"Terkadang maksiat yang melahirkan rasa hina dan rendah lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan ketinggian dan kesombongan


Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda, 

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740)


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗ وَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 35)


Suatu ketika Imam Syafi’i pernah ditanya oleh seseorang, “Mana yang lebih hebat bagi seseorang, antara dikokohkan (dimenangkan) atau diberi ujian.” Lalu Imam Syafi’i menjawab, “Ia tidak dikokohkan sebelum diberi ujian”

 (لَا يُمَكَّنَ حَتَّى يُبْتَلَى


Komentar

Postingan Populer